GEMPABUMI \(‘o’)/

GEMPABUMI DAN HUBUNGANNYA DENGAN STRUKTUR INTERNAL BUMI

Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya tanah akibat pergerakan lapisan batuan pada kulit Bumi akibat pergerakan lempeng tektonik yang disebut sebagai gempa tektonik. Namun, gempabumi juga bisa disebabkan oleh aktivitas gunungapi yang disebut gempabumi vulkanik. Selain itu, gempabumi juga dapat disebabkan oleh adanya runtuhan gua. Gempabumi tektonik terjadi secara tiba-tiba karena adanya energi yang dipancarkan berupa gelombang seismik. Gelombang yang mencapai permukaan Bumi dapat menyebabkan getaran yang merusak infrastruktur. Bahkan, gempabumi juga dapat menyebabkan tsunami, tanah longsor, dan likuifaksi. Gempabumi biasanya terjadi di zona-zona dimana ada dua lempeng yang saling bertubrukan (konvergen), saling berjauhan (divergen), dan saling geser. Dengan kata lain, gempabumi terjadi di sekitar batas lempeng dan di sekitar patahan.
Getaran gempa menimbulkan gelombang gempabumi yang disebut sebagai gelombang seismik. Gelombang ini akan menjalar semakin cepat seiring meningkatnya kedalaman. Gelombang seismik terdiri atas dua jenis, yaitu gelombang badan dan gelombang permukaan. Gelombang badan terdiri atas gelombang primer (P) dan gelombang sekunder (S), sedangkan gelombang permukaan terdiri atas gelombang Love, gelombang Rayleigh, dan gelombang Stoneley. Saat terjadi gempabumi, gelombang P akan tercatat paling awal di seismogram karena kecepatannya lebih tinggi dibanding gelombang S. Gempabumi terjadi bila ada suatu getaran di titik pusat gempa di dalam Bumi yang disebut sebagai hiposenter, sedangkan titik pusat gempa di permukaan Bumi disebut sebagai episenter. Berdasarkan jarak pusat gempa (episenter) ke stasiun pengukuran, gempabumi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu gempa lokal, gempa regional, dan gempa teleseismik (Kulhanek,1990). Gempa lokal adalah gempabumi yang mempunyai jarak episenter kurang dari 10°. Gelombang yang dihasilkan gempa ini dominan menjalar pada lapisan kerak Bumi atau lapisan Moho. Gempa regional adalah gempabumi yang mempunyai jarak episenter sekitar 10° sampai 20°. Gempa regional adalah gempabumi yang mempunyai jarak episenter lebih dari 20°. Gelombang yang dihasilkan gempa ini dominan menjalar pada lapisan mantel. Gelombang P yang menjalar dapat dipantulkan sekali atau lebih dan dapat terurai menjadi gelombang P dan S. Pada stasiun pengukuran, gelombang datang dengan waktu tiba yang berbeda-beda dimana gelombang P akan datang pertama, kemudian gelombang S, lalu gelombang permukaan. Apabila arah gelombang menuju ke stasiun akan terjadi kompresi atau penekanan, sedangkan apabila arah gelombang menjauhi stasiun akan terjadi dilatasi atau peregangan.
Pemancaran energi gempabumi tergantung dari karakteristik batuan dan besarnya stress yang dikandung batuan. Pada suatu batuan yang rapuh (batuan heterogen), stress yang dikandung tidak besar karena energi akan dilepas sedikit demi sedikit melalui gempabumi yang kecil. Pada suatu batuan yang kuat (batuan homogen), stress yang dikandung cenderung besar karena jarang terjadi gempabumi kecil atau energi akan disimpan terlebih dahulu sehingga saat batuan tidak mampu menahan stress akan terjadi gempabumi berkekuatan besar. Hubungan gempabumi dengan struktur internal Bumi ditunjukkan oleh besarnya energi atau magnitudo gempabumi. Semakin besar magnitudo gempabumi, semakin keras (homogen) batuan di titik hiposenternya. Apabila magnitudo yang dihasilkan tidak terlalu besar menandakan bahwa batuan di titik hiposenter tidak terlalu homogen. Pada batas lempeng konvergen cenderung terjadi gempa yang bermagnitudo besar karena terjadi tabrakan antardua lempeng, sedangkan pada batas divergen cenderung terjadi gempa yang bermagnitudo lebih kecil. Sementara itu, pada zona transform atau geser, gempa dapat bermagnitudo besar atau kecil bergantung pada lapisan yang bergesekan.
Struktur internal Bumi dapat diketahui dari gelombang seismik yang dijalarkan ke dalam Bumi. Bila terjadi gempabumi, gelombang-gelombang akan dipantulkan atau diteruskan dengan fase yang berbeda-beda. Semakin lama gelombang diterima di stasiun pengukuran, semakin jauh jarak yang ditempuh gelombang tersebut.
Gempabumi dapat menyebabkan kerusakan di permukaan Bumi, baik korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur. Mitigasi gempabumi perlu diajarkan kepada masyarakat agar dapat meminimalkan kerugian yang terjadi. Gempabumi dapat terjadi kapan saja tanpa memandang kesiapan masyarakat sehingga diperlukan adanya kesadaran masyarakat terhadap wilayah sekitar agar tidak membangun infrastruktur tanpa memandang bencana yang bisa terjadi kapan saja.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.